The Admiral: Roaring Currents, Invasi Jepang Melalui Myeongnyang, Laut Selatan

Review Sinopsis Film The Admiral: Roaring Currents (2014) – Annyeong haseyo, sahabat lendyagassi.

Yak, kali ini lendyagassi mau ngobrolin film yang diangkat dari sejarah asli seorang tokoh militer dan Pahlawan Nasional Korea Selatan yang bernama Laksamana Yi Sun-shin.

Aslinya yaa, aku mau nonton Hansan: Rising Dragon (2022). Tapi karena itu film pre-quel dan aku belum nonton The Admiral: Roaring Currents (2014), jadilah aku nonton film pertamanya dulu. Nanti lanjut ke season 2-nya yaa.. Karena ternyata filmnya gak bisa paham kalau belum nonton film bagian pertamanya. Jadi, nanti bakalan ada 3 season nih..

  1. The Admiral: Roaring Currents (2014)
  2. Hansan: Rising Dragon (2022)
  3. Noryang: Sea of ​​Death (TBA)

Jadi bagus gak nih.. Film The Admiral: Roaring Currents?
Bagi penyuka film sejarah dan tergila-gila dengan sebuah perjalanan waktu dan tokoh Pahlawan, kamu bisa kepoin sineas Korea yang banyak banget mengangkat sejarah negara mereka. Film The Admiral: Roaring Currents masuk box office sejak 5 hari penayangannya dan merupakan film Korea pertama yang penjualannya melewati 4 million tickets.

Kebayang antusiasme masyarakat Korea terhadap sejarah mereka sendiri yaa..
Yuk simak review dan sinopsis Film The Admiral: Roaring Currents (2014), let’s get it~

Film Korea The Admiral: Roaring Currents (2014)

Review The Admiral: Roaring Currents
The Admiral: Roaring Currents

Profil Film

Judul : Roaring Currents / Battle of Myeongryang, Whirlwind Sea
(Myeongryang – Huiori Bada/ 명량 – 회오리 바다)

Director : Kim Han-Min
Penulis : Jun Chul-Hong, Kim Han-Min

Pemeran Utama Film The Admiral: Roaring Currents (2014) :

Choi Min Shik sebagai Admiral Yi Sun-Shin
Kim Gil Dong sebagai Hwang Bo Man
Ryu Seung Ryong sebagai Admiral Gurujima

Pemeran Pendukung Film The Admiral: Roaring Currents (2014) :

Jo Jin Woong sebagai Wakizaka Yasuharu
Jin Goo sebagai Im Joon-Young
Lee Jung-Hyun sebagai Jung’s wife
Kwon Yool sebagai anak Admiral Yi Sun-Shin, Lee Whe
Kim Myung-Gon sebagai Dodo
No Min-Woo sebagai Haru
Kim Tae-Hoon sebagai Kim Joong-Gul
Ryohei Otani sebagai Joon-Sa
Park Bo Gum sebagai Bae Soo Bong

Genre : Action, Military, Historical, War
Release Date : July 30, 2014
Runtime : 128 minutes

Rating: 4/5

Sinopsis Film The Admiral: Roaring Currents (2014)

Sebuah sejarah di Korea Selatan mencatat betapa heroiknya seorang Yi Sun Sin dalam mempertahankan Joseon dari invasi Jepang pertama hingga kedua yang berjarak selama 5 tahun. Pada invasi Jepang yang pertama pada tahun 1592, Jepang berniat menyerang Tiongkok, namun karena saat itu Tiongkok ini menduduki wilayah Joseon, sehingga ketenteraman Joseon pun turut terancam.

Raja Seonjo yang saat itu memerintah juga turut menolak invasi Jepang. Ya, secara dijajah Tiongkok aja uda meng-capek banget, ketambahan Jepang pula. Udah paling bener lah, menolak!

Tapi namanya jiwa penjajah ya.. rasanya ditolak itu menyakitkan.
Maka dukun betindak!

Eh, tentu tydack, ygy..
Jepang menyiapkan serangan dari laut dan berencana mengincar daerah Myeongryang, Laut paling Selatan Korea. Dan ini ternyata adalah base utama dari Laksamana Yi Sun Sin.

Dimana selat Myeongnyang Korea Selatan
Letak Selat Myeongryang, bagian paling Selatan Korea

Strategi Adu Domba Untuk Memecah Belah Persatuan

Gak disini, gak disana, strategi ini tetap digunakan Jepang untuk memecah belah pasukan lawan. Jepang menduduki beberapa wilayah Korea dan menjadikan orang Korea sebagai budak untuk bekerja di bawah pimpinan mereka. Dan bagi yang melawan, nyawa gakkan selamat (bahkan diceritakan di Film ini bahwa bagi yang melawan, hidungnya akan dipotong, adegan ini beneran diliatin, HIH!)

Baca juga:
The Pirates (2014) – Awal Masa Joseon
The Pirates season 2 (2022) – Masa Goryeo

Sinopsis The Admiral: Roaring Currents ending
Perjuangan rakyat Joseon, tahun 1592

Dan kabar ini disampaikan oleh mata-mata Joseon yang selamat ke benteng pertahanan Laksamana Yi Sun Sin dengan tujuan bahwa perang tak bisa dihindarkan lagi.

Dengan persiapan yang matang, Yi Sun Sin dan pasukan angkatan lautnya membangun sebuah kapal pertama di dunia yang atapnya dilapisi besi kuat berbentuk seperti tempurung kura-kura dengan duri-duri yang tajam. Kapal kura-kura ini sangat powerful, tak terkalahkan dilengkapi 5 buah meriam dan pada bagian kepalanya terdapat figur naga.

Seperti apa Kapal Kura-kura Yi Sun Sin Korea?
Penampakan Kapal Kura-kura, kapal yang sangat berjasa saat perang yang dipimpin Laksamana Yi Sun Sin

Namun sayangnya karena politik adu domba tadi akhirnya pasukan Yi Sun Sin terpecah belah sehingga ada yang berkhianat dan merusak kapal kura-kura yang digadang-gadang bakal jadi penyelamat Pasukan Yi Sun Sin saat perang Myeongnyang.

Karakter Laksamana Yi Sun Sin

Yi Sun Sin, adalah seorang anak dari keluarga bangsawan Joseon. Ia terlahir dari keluarga sastra dengan ajaran-ajaran Konghucu sejak kecil. Kakek Laksamana Yi Sun Sin pernah bermasalah dalam pembersihan politik pada masa pemerintahan Raja Jungjong, sehingga memilih untuk berhenti bekerja di pemerintah Kerajaan, sehingga keluarga Yi Sun Sin pindah ke desa.

Namun, tekad Yi Sun Sin dewasa sudah bulat yakni ingin masuk di bidang militer saat usia 22 tahun. Dan sejak itu, Yi Sun Sin mempelajari segala taktik perang di laut.

Review The Admiral: Roaring Currents, Yi Sun Sin
Laksamana Yi Sun Sin

Kehebatan Yi Sun Sin dalam berprinsip ini membuat atasannya gak suka. Maka Yi Sun Sin sempat turun pangkat dan akhirnya pangkatnya dikembalikan lagi setelah direkomendasi oleh Perdana Menteri Ryu Seong-ryeong, teman Yi Sun Sin sejak kecil dan ia mengenal bakat kepemimpinan yang dimilikinya.

Dan dalam Film The Admiral: Roaring Currents ini, ditampakkan bahwa keputusan yang dibuatnya selalu tegas, sehingga rakyat mengikuti apapun yang diperintahkan karena tahu bahwa itu demi kebaikan rakyat Joseon pada masa itu.

Pertempuran Myeongnyang yang Tak Dapat Dielakkan

Dengan kekuatan yang sangat sangat tidak seimbang, Joseon hanya memiliki 12 kapal tempur sedangkan Pasukan Jepang kala itu memiliki 300 kapal dengan 10.000 pasukan, Yi Sun Sin tetap maju, melawan penjajah.

Ia memilih tempat Selat Myeongnyang sebagai tempat bertahan karena ia memahami betul di tempat tersebut ada faktor alam yang bisa dimanfaatkan untuk bertahan dari serangan musuh.

Dengan menggunakan formasi Iljajin (formasi satu garis) saat berperang, Yi Sun Sin sendiri yang memimpin pergerakan perang melawan ratusan kapal Jepang. Iljajin adalah salah satu bentuk formasi kapal yang berbaris satu-satu dengan haluan menghadap ke arah musuh.

Perjuangan Yi Sun Sin The Admiral: Roaring Currents ending
Admiral Gurujima, pihak Jepang lucknut!

Berkat kelihaian Laksamana Yi Sun Sin, peperangan yang mengerikan ini bisa berakhir, meski mengorbankan banyak sekali pasukan Korea. Termasuk Jin Goo (doi main di sini jadi rakyat kecil yang harus mengorbankan nyawanya agar kapal utama selamat. Ia meledakkan diri bersama kapal mesiu yang memang sengaja dikirim Jepang untuk menghancurkan kapal Yi Sun Sin).

Akhir yang Membahagiakan

Setelah dibuat deg-degan selama 1 jam, akhirnya Film The Admiral: Roaring Currents berakhir bahagia. Kemenangan Laksamana Yi Sun Sin ini membuat ia semakin disegani oleh Jepang. Dan akan berlanjut di Film Hansan: Rising Dragon, yang sepertinya ini adalah peperangan sebelum Pertempuran Myeongnyang.

Kesan Nonton Film The Admiral: Roaring Currents

Seperti biasa, film perjuangan begini membuat kita semua kembali diingatkan bahwa apa yang terjadi saat ini, harus sangat sangat disyukuri. Bisa makan enak, tidur nyenyak dan semua berkat perjuangan para pahlawan yang berjuang hingga tetes darah penghabisan.

Menariknya, selain pemeran Yi Sun Sin (Choi Min-Sik) yang berhasil memenangkan berbagai penghargaan, dari mulai Daesang (2015), Daejong Film Awards, dan Korean Association of Film Critics Awards sebagai best aktor, filmnya sendiri mengantongi banyak pujian dan sutradaranya pun. Jadi semua bener-bener menikmati kesuksesan Film The Admiral: Roaring Currents.

Di Film ini juga menampilkan Aktor Park Bo Gum, Ko Gyung-Pyo, No Min Woo, Kwon Yool dan Jin Goo. Cuma karena dandan rembes, karena setting perang, cyiin.. jadi gak keliatan gantengnya.

Park Bo Gum, Review The Admiral: Roaring Currents
Park Bo Gum sebagai pendayung di kapal induk

Quote Perjuangan The Admiral: Roaring Currents (2014)

Kalah di laut berarti kekalahan bagi Joseon

Quote The Admiral: Roaring Currents, 2014
Kwon Yool, Review The Admiral: Roaring Currents ending
Kwon Yool sebagai anak Laksamana Yi Sun Sin

Apakah kita akan selamat di darat?
Maka, aku bakar daratan ini agar aku mati di laut.
Di sinilah kita berdiri dan bertempur.

Kematian tidak bisa dihindarkan, baik itu di darat atau di laut.

Quote The Admiral: Roaring Currents, 2014

Trailer Film The Admiral: Roaring Currents (2014)

Jangan lupa siapin tisu pas nonton yaa..
Karena sukanya film Korea tuh meski genrenya war, historical, tapi selalu ada adegan yang menyentuh. Seperti di bagian ending The Admiral: Roaring Currents yang membuktikan bahwa Laksamana Yi Sun Sin sangat dicintai oleh pasukannya dan rakyat Joseon.

Selamat Menonton.

즐거운 하루 보내세요~
Have a nice day.

With love,

logo lendyagassi
Spread the love

76 pemikiran pada “The Admiral: Roaring Currents, Invasi Jepang Melalui Myeongnyang, Laut Selatan”

  1. Gak sangka filmnya sudah lama rilis, tapi geregetnya bakal terus terasa ya Teh.
    Apalagi film tentang perjuangan seperti ini yang menumbuhkan rasa semangat, dan haru.

    Balas
    • Benar banget mba.
      Sebagai sekuel pertama walau sudah lama rilisnya, tapi untuk bisa memahami cerita di film lanjutannya kudu ditonton dulu. Filmnya pasti menarik karena kelanjutannya banyak yg nunggu.
      Mari kita nonton juga.

      Balas
  2. Korea bikin film tentang masa sekolah aja boleh dibilang mendekati kondisi real-nya.
    Apalagi film sejarah yang tujuannya untuk menumbuhkan sikap patriot.
    Penasaran ingin nonton.

    Balas
    • Iya juga kak,
      jadinya kita yang nonton bisa sekaligus belajar sejarah Korea juga ya.
      Apalagi dengan style, make up dan sinematografi yang kece bakal menambah asik menontonnya

      Balas
  3. Pas lihat trailernya, saya jadi inget kalau suami saya pernah nonton film ini. Kalau saya hanya sepotong-sepotong, sih

    Kata suami jalan ceritanya bagus. Dia suka filmnya. Kalau saya karena nontonnya loncat-loncat jadi gak hapal jalan ceritanya. Tapi, visualnya memang bagus, sih. Kelihatan totalitas banget

    Balas
  4. Politik adu domba ini emang sadis dan sangat menghancurkan ya. Ternyata bukan hanya negara kita saja korbannya. Negara lain juga banyak yg termakan hasutan politik adu domba ini

    Balas
  5. iya. orang Korea nampaknya sangat bangga dan menghormati sejarahnya, sampai ada drama yang terpaksa stop produksinya gara-gara salah setting dan pemilihan kostum

    dan film The Admiral: Roaring Currents (2014) wajib ditonton karena saking bagusnya, film ini dapat banyak penghargaan, bahkan dari Brussels International Fantastic Film Festival dan Amsterdam Fantastic Film Festival

    Balas
  6. saya suka film-film seperti ini mba Lendy, jadi banyak tahu kisah dan sejarah sebuah negara zaman dulunya seperti apa, dan film ini udah pernah nonton tapi hanya sepotong-sepotong saja, kebetulan punya sahabat yang hobby nontonin film atau drakor

    Balas
  7. asik review film lagi, biasanya kalau abis mampir dari blog mak Lendy aku nonton filmya itu malem pas weekend, karena besoknya ga pusing buat nyiapin sarapan sama anter anak ke skolah, jadi malemnya bisa nonton2 film yang direkomendasi di blog ini yeay

    Balas
  8. film dengan tema perjuangan gini mau gak mau akan membangkitkan rasa cinta tanah air kita yaa. Kita akan menyadari jasa-jasa pahlawan yang udah berjuang demmi kemerdekaan negara

    Balas
  9. Politik adu domba memang ampuh untuk membuyarkan perlawanan, sama seperti sejarah bangsa kita dulu. Semoga pesan film ini membekas untuk penontonnya, Mbak, supaya jangan mudah termakan isu adu domba.

    Balas
  10. Durasi 2 jam lebih seperti 2 eps drakor ya mbak
    Aku juga setuju kalau orang2 Korea Selatan sangat menghormati sejarah2 dulu mbk.
    Dan dari kisah sejarah tsb emang kita yg hidup di masa sekarang perlu banyak bersyukur karena tinggal menikmatinya saja tanpa melupakan sejarah nya
    Btw iya aku ga sadar klo itu Park bo Gum

    Balas
  11. Aku suka film sejarah. Cuma sayangnya aku nggak suka kalau ada adegan perang yang darah-darahnya kelihatan banget. Bisa terbawa di bawah sadar sampai lamaaa sekali. Padahal yaaa …. namanya juga film sejarah ya.

    Balas
  12. Iya ya, kalo nonton film perjuangan tu jadi banyak-banyak bersyukur. Makan “cuma” digangguin anak, nggak sampe ditembakin musuh atau takut dibom dan sebagainya. Tapi ini film kok berat banget kayaknya mbaa..

    Balas
  13. Percaya deh kalau soal perfilman Korea Selatan bener-bener vibesnya dapat mbak. seeting latar hingga pencaahayaan. Tapi untuk film The Admiral Roaring Currents ini belum nonton euy.
    Kalau dikasih spoiler reviewnya gini, jadi penasaran juga sih dengan sosok Laksamana Yi Sun-Shin

    Balas
  14. Jadi cerita soal Laksamana Yin Sun Sin ada di film lain juga ya teh. Menarik ini. Aku setuju sih, pernah nonton yang soal putri mahkota tapi lupa judulnya. Peperangan akibat penjajahan Jepang juga. Yang putrinya dipaksa nikah sama orang Jepang gitu sampai jadi gila. Lupa judulnya, tapi beneran emang selalu ada adegan yang menyentuh di film historical Korea tuh

    Balas
  15. Aduh ditampakkan adegan potong hidung juga?
    Namanya penjajah tuh emang kejam ya, mending kalau langsung dibunuh, nggak lama ngerasa sakitnya dibanding pakai disiksa dan bahkan dipotong salah satu anggota tubuhnya.

    Politik adu domba memang terbukti bisa melemahkan dari dalam, kekuatan yang terbangun pun langsung melemah

    Balas
  16. Saya suka kalo Korea bikin film-film historical. Kesan dramatisnya itu kuat banget. Tapi saya belum nonton film-film ini. Waktu dulu ke Korea pernah diceritain kalo orang Korea memang hormat banget sama sejarahnya. Makanya kalo ada drakor melenceng sejarah atau mengandung unsur gimana gitu, netizennya teriak. Soal Jepang juga. Dulu punya temen sekantor orang Korea. Dia bilang orang Korea sampai sekarang agak gimana sama Jepang karena pernah dijajah. Kalo dipikir mirip Indonesia ya soal pernah dijajah Jepang ini. Moga Indonesia juga bisa nyusul bikin film historical sekeren Korea.

    Balas
  17. Sejarah laksamana Yi Sun Sin memang luar biasa ya. Dimulai dari karir yang sempat naik turun, hingga menghadapi serangan tentara Jepang. Bahkan ia rela mengorbankan nyawanya dengan cara meledakkan diri bersama kapal mesiu Demen banget nih film perang based on true story.

    Balas
  18. Waah, cerita sejarah kayak gini selalu menarik untuk ditonton nih. Sebagai penyuka film-film bergaya kolosal, selalu terharu dan semangat nontonnya. Ada 3 seri yang harus dirunut dari awal ya Mbak berarti, the admiral: roaring currents ini yang pertama. Makasi rekomendasinya ya Mbak.

    Balas
  19. Film jorea yang bertema sejarah tu keren2 ya Lend.. Ini juga bikin penasaran, apa lagi sampe ada 3 film serialnya.. kebayang tuh serunya gemana..dan bikin penasaran pastinya

    Balas
  20. Kalau film sejarah punya Korsel selalu bagus sih menurutku. Apalagi aku memang suka film/drakor yg berlatar belakang zaman Joseon. Thank you rekomendasinya bun, kebetulan belum nonton niih.

    Balas
  21. Bener banget ya kak Lendy, kondisi kita saat ini sangat jauh berbeda dengan jaman perang. Perang itu menyengsarakan, kasian yaa kalau denger kisah jaman perang dr kakek nenek dulu.

    Banyak2 bersyukur kita bebas merdeka seperti sekarang.

    Balas
  22. Beneran nggak imbang sih, tentara dengan jumlah kapal sebanyak 12 jelas jauh ya dengan 300 kapal dari Jepang ya jelas bakal kalah. Tapi ternyata dengan strategi berakhir happy, menang dong! Jadi pengen nonton, meski udah lama juga ya tapi kok masih terkenal film The Admiral ini

    Balas
  23. Film kesukaan kaum lelaki nih.. nilai2 perjuangan di atas kebenaran adalah hal yang menggugah dan menumbuhkan sikap ksatria dan gentleman.. bagus untuk generasi muda.
    Jadi keinget film “Once upon a time in Shanghai”. Dinama anak2 muda yang idealis dan perkasa membela kebenaran, diadu domba oleh Jepang versus kaum triad tua yang jadi kaki tangan jepang.

    Balas
  24. Aku beberapa kali baca literatur mengenai Laksamana Yi Sun-shin ini, tapi karena memang tidak tau bahwa ada film yang juga merujuk kisah tokoh tersebut, jadi gak pernah tau kalau ada filmnya. sangat penasaran sekaligus takut kecewa sih, karena seringkali cerita yang di alih wahana kan menjadi sebuah film, agak berbeda.

    Balas
  25. Kayaknya kalau Film perjuangan dari Korsel tuh banyak berhubungan dengan Jepang ya mbak. Sepertinya menarik ni film the admiral roaring currents ini. Walaupun sebenarnya bukan genre favorit aku.

    Balas
  26. Wah, ini semalam yang ditonton Pewe nih The Admiral Roaring Currents. Bagus emang katanya. Sayangnya, aku kurang suka yang perang-perang. Cuma kemarin sempat ngintip sih pas ada scene Park Bo Gum. Walau “lusuh”, doi tetap ganteng, cyiiin… hahaha

    Balas
  27. Aku udah nonton dan seru banget filmnya. Sekaligus nambah wawasan sejarah Korea. Aku malah ketagihan nyari film sejarah kayak begini, karena suka belajar sejarah.

    Balas
  28. Film laganya Korea emang wajib kita ajungin jempol. Film lama ini iya. Aku harus ceki neh di netflix. Boleh jadi rekomendasi untuk quality time bareng paksu yang suka banget fil-film laga macam begini. makasih banyak

    Balas
  29. Mengadu domba trik memecah belah musuh sejak jaman beheula…nah di dunia nyata dalam pertemanan juga sering ada trik itu.

    Semoga kita dijauhkan dari orang2 yg suka membuat rusuh.

    Dramanyaa oke jd pengen nonton

    Balas
  30. huwaaaa ada park bo gum,,, jadi pengen nonton! ahahaha, btw klo liat seragam prajuritnya tuh aku auto inget film2 jackie chan dengan genre serupa ahahhahah. Tapi kerennya korsel tuh klo bikin film based on history sebagus itu yaaa

    Balas
  31. ini film udah lama yaa mba. aku kok baru tau.. padahal genrenya kesukaan aku nih mba. thanks buat ulasannya yaa.. bisa aku masukkan ke watch list karena suka banget film2 yang diambil dari latar sejarah dan bahkan ada juga objeknya yang nyata

    Balas
  32. Film sejarah kaya gini pasti bikin mikir keras. Nggak yang bisa tinggal dinikmati gitu aja. Aku kalau sedang free pikiran, bisa banget sih nonton film jenis ini. Tapi kalau sedang hanya ingin butuh hiburan, aku skip dulu. Hehe

    Balas
  33. Film kolosal kaya gini tuh sebenernya bagus banget. Dibuat dengan riset yang matang dan pengambilan gambar yang ciamik. Sayangnya aku susah nyambung dengan film jenis ini. Nggak tahu kenapa dari dulu gtu

    Balas

Tinggalkan komentar