A Resistance: Film Biografi Pahlawan Gerakan Kemerdekaan Korea, Yu Gwan Sun

Film Korea A Resistance (2019) – Annyeong haseyo, sahabat lendyagassi.

Sahabat lendyagassi punya alasan gak kenapa suka Kdrama atau Kpop?
Aku punya nih… Salah satunya bukan hanya karena gegap gempita bagaimana Hallyu Wave ini bisa merasuk ke negara-negara di seluruh dunia, tapi juga karena nasib Korea sama seperti negara kita tercinta, Indonesia.

Atas dasar persamaan nasib ini, aku semakin merasa relate kalau nonton film perjuangan bangsa Korea dalam merebut kembali Kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa. Dan baik Korea maupun Indonesia sama-sama pernah dijajah oleh Jepang. Kalau Indonesia dijajah Jepang selama 3.5 tahun (yang mana penderitaannya jauh lebih lebih berlipat dari penjajahan sebelumnya) sedangkan Korea dijajah Jepang selama 35 tahun.

Persamaannya lagi, Hari Kemerdekaan Korea dan Indonesia hanya selisih 2 hari. Korea merdeka pada 15 Agustus 1945 sedangkan Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Maka gak jarang bila Pemerintahan Korea yang berada di Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya bersama dengan Indonesia melalui jalinan bilateral dua negara yang baik.

Ada kisah perih yang dialami Korea semasa pendudukan Jepang yang salah satunya dituangkan dalam sebuah film yang berjudul A Resistance (2019) ini. Kisah perjuangan rakyat Korea dalam menyuarakan Kemerdekaan yang disebut dengan Gerakan 1 Maret 1919 atau Demonstrasi Manse atau juga Pergerakan Samil (Samil Undong).

Yuk simak review dan sinopsis Film Biografi Tokoh Kemerdekaan Yu Gwan Sun dalam “A Resistance” berikut ini.
Let’s get it~

Film Korea A Resistance (2019)

Review Film A Resistance, Tokoh Yu Gwan Sun, kisah nyata tahun 1919
Poster Film A Resistance, Biografi Tokoh Kemerdekaan Yu Gwan Sun

Profil Film

Judul : A Resistance (English title) / Resistance: Yu Gwan-Sun’s Story (literal title)
(Hanggeo: Yugwansun Iyagi/ 항거:유관순 이야기)

Director : Jo Min-Ho
Penulis : Jo Min-Ho

Pemeran Film A Resistance (2019):

Ko Ah-Sung sebagai Yu Gwan-Sun
Kim Sae-Byuk sebagai Kim Hyang-Hwa

Pemeran Pendukung Film A Resistance (2019):

Kim Ye-Eun sebagai Kwon Ae-Ra
Jeong Ha-Dam sebagai Lee Ok-Yi
Ryoo Kyung-Soo sebagai Nishida (Jung Choon-Young)
Choi Moo-Sung sebagai Yoo Joong-Kwon (father)
Shim Tae-Young sebagai Yoo Woo-Seok (brother)

Genre : Drama, Hitorical
Release Date : February 27, 2019
Runtime : 105 minutes

Rating : ⭐⭐⭐/5

Sinopsis Film A Resistance (2019)

Film A Resistance adalah sebuah film dengan latar belakang sejarah dan setting tahun 1910, tahun dimana permulaan aneksasi Jepang dimulai resmi di Korea. Sebenarnya, Jepang berada di Korea dan tarik menarik kekuasaan ini sudah ada sejak sebelumnya, Dinasti Ming, Qing pada saat Pemerintahan Joseon akhir. Dan diperparah ketika sebuah Pemerintahan Raja terakhir Joseon naik tahta yang dibantu Jepang dan mereka menandatangani sebuah kesepakatan.

Dari mulai kesepakatan Perjanjian Tujuh-Ayat (Perjanjian Eulsa) pada tahun 1905 ditandatangani dan menjelaskan bahwa Residen Jendral Jepang boleh untuk ikut campur dalam semua urusan administrasi internal. Sehingga Jepang merasa bisa mengusir penjajahan Ming dan Qing lalu “menguasai” Joseon pada kala itu.

Pergerakan 1 Maret di Korea Selatan

Dan keberhasilan dengan perjanjian Korea-Jepang kala itu, malah menjadi bom atom bagi Korea sendiri. Karena lalu Joseon dibubarkan oleh Jepang pada 31 Juli 1907 dan Korea resmi dibawah kepemimpinan Kaisar Meiji (The Great Meiji, 1867-1912) lalu digantikan oleh Kaisar Hirohito (1901-1989).

Foto dari Kaisar Hirohito, Jepang
Kaisar Hirohito

Atas dasar kata-kata manis Jepang, maka orang Korea dilarang menggunakan bahasa Korea, dilarang bersekolah tinggi dan banyak larangan lainnya. Jadi manisnya pendidikan hanya dikecap oleh kaum bangsawan, kala itu. Dan hadirlah seorang keluarga di Korea yang pro-Kemerdekaan Korea, bernama keluarga Yoo.

Dari mulai Pak Yoo (diperankan oleh Choi Moo-Sung), sang Ibu, dan kedua anaknya, semua berjuang demi mencapai kebebasan dan kedaulatan negaranya. Yang sedih adalah ketika para orang Korea ini turun ke jalan untuk mengadakan demostrasi yang mereka sebut dengan “Demonstrasi Damai 1 Maret” namun Pemerintahan Jepang merasa gerah dan akhirnya tentara Jepang turun ke jalan dengan membawa senjata dan menembaki secara membabi buta para demonstran.

Keluarga Yoo, Bapak dan Ibu, keduanya gugur di tengah gempuran peluru tentara Jepang saat itu. Sebanyak kurang lebih 7.509 orang tewas dengan 15.850 korban luka, 45.306 orang ditangkap serta 715 rumah, 47 gereja, dan 2 sekolah dibakar.

Malangnya, Yu Gwan Sun dan kakanya Yoo Woo-Seok juga ditahan di Penjara Seodaemun di Seoul, Korea Selatan.

Lokasi dan keadaan penjara Seodamun masa kini di Korea Selatan
Penjara Seodaemun, masa kini.
(Source: tripadvisor)

Perjuangan Yu Gwan Sun Selama di Dalam Sel Nomer 8 Penjara Seodaemun

Yang namanya darah pejuang, Yu Gwan Sun tidak gentar meski raganya di dalam sel tahanan nomer 8 di Penjara Seodaemun. Bila anak-anak seusianya asik menikmati bangku sekolah, Yu Gwan Sun kala itu sudah terpikir untuk berjuang melawan penjajahan, dari mulai secara diam-diam ataupun secara terbuka dengan cara menarik massa.

Kenal lebih dekat dengan sosok pahlawan wanita Yu Gwan Sun
Ko Ah-Sung sebagai pejuang wanita Yu Gwan-Sun, tokoh nyata dalam Pergerakan 1 Maret 1919

Kata-katanya selalu menggelora sehingga setiap yang mendengar pun ikut merasakan perjuangan yang sama. Setelah Yu Gwan-Sun masuk penjara, ia sempat merasakan sedih. Sebab kedua orangtuanya meninggal di hadapannya dengan cara ditembak tentara Jepang, kakaknya juga masuk penjara, awalnya karena inilah Yu Gwan-Sun menangis dan ingin berhenti berjuang dan mengambil jalan menurut dengan perintah Jepang.

Hingga konflik di penjara pun terjadi. Yu Gwan-Sun disalahkan atas kematian anak salah satu Ibu yang kala itu juga ada di penjara, satu sel dengan Yu Gwan-Sun. Oh iya, jangan kaget kalau Jepang memberikan sel yang keadaannya sangat parah menyiksa. Dalam 1 sel sempit, terdapat puluhan orang di dalamnya. Mereka saling berdiri, saking sudah gak ada tempat untuk duduk.

Agar kaki para tahanan tidak bengkak, maka mereka berjalan mengitari ruangan dan bergantian istirahat untuk duduk atau tidur sejenak. Makan pun hanya diberi semacam bubur dibentuk bola sebesar kepalan tangan dan makannya kayak yang njemek-njemek gitu..

Makan sambil berdiri dan tujuan si makanan dibuat bola njemek adalah agar mereka gak repot memberikan minum sesudahnya. Bahkan diantara para tahanan, ada wanita hamil dan orang tua. Sungguh penjajahan itu adalah hal tak beradab!

Apa yang Dilakukan Sel 8 dalam Penjara Seodaemun Tahun 1919

Sejatinya, perjuangan memang tidak bisa dilakukan seorang diri. Butuh persatuan dan kesatuan untuk bisa saling menguatkan dan tidak mudah dipatahkan oleh penjajah. Dan di saat Yu Gwan-Sun melemah dengan daya juangnya, ada seorang aktivis, kakak kelas Yu Gwan-Sun waktu sekolah yang pekerjaannya adalah “wanita penghibur” menguatkan kembali perjuangan Yu Gwan-Sun.

Gisaeng ini bernama Kim Hyang-Hwa. Ia pintar bernyanyi sehingga meski di dalam sel, ia kerap menyanyikan lagu Arirang, lagu kebangsaan orang Korea. Awalnya satu orang, dua orang, lalu semua satu sel menyanyikan lagu Arirang secara bersama-sama sehingga membuat gaduh penjara dan pelaku utamanya dihukum.

Lagu Arirang ini adalah lagu penyemangat rakyat Korea yang memiliki arti 아리 (ari) berarti indah, cantik dan (rang) berarti kekasih. Kesimpulannya makna arirang berarti “kekasihku tersayang”. Lagu ini mencerminkan sejarah dan perjuangan bangsa Korea, sehingga ketika dinyanyikan bersama rasa persatuan dan kesatuan kembali terbentuk.

Kondisi penjara Seodaemun Korea Selatan
Bagian dalam penjara Seodaemun

Selain menyanyikan lagu Arirang, para wanita di sel tahanan nomer 8 juga berani bersuara bahwa mereka bukan katak yang diam ketika disuruh diam dan berbunyi ketika diminta bersuara. Jawaban dalam bahasa Jepang inilah yang membuat sipir penjara ((yang juga orang Korea, namun pintar berbahasa Jepang)) ini berang dan melaporkan ke Kepala Penjara.

Kepala Penjara adalah orang Jepang yang kejam. Ia menyuruh mencari siapa dalang dari “keberanian” para tahanan tersebut. Dan beberapa orang diciduk sekalian disiksa kemudian ada satu orang yang mengaku kalau Yu Gwan-Sun-lah yang pertama menggerakkan mereka di dalam sel.

Sejak saat itu Yu Gwan-Sun ditarik dan dipisahkan selnya untuk disiksa lebih kejam lagi.

Penyiksaan Yu Gwan-Sun Oleh Tentara Jepang

Bagaimana kondisi penjara Seodaemun di Korea Selatan?
Dari gambar di atas, kebayang gak siksaan yang dialami Yu Gwan-Sun?

Karena Yu Gwan-Sun pantang menyerah, di saat ia diminta untuk meminta maaf kepada tentara Jepang atas perbuatannya selama ini dan tunduk dengan Kaisar Jepang, Yu Gwan-Sun menolak. Ia lebih memilih disiksa raganya, asal tidak terpenjara rasa nasionalismenya terhadap negaranya tercinta, Korea.

Hal ini membuat berang sang tentara Jepang. Berbagai siksaan fisik pun dilakukan. Dari mulai digantung terbalik, bajunya dibuka (dipermalukan di depan tentara Korea yang bekerja untuk Jepang) sampai kukunya dicabut dan dikurung di dalam penjara satu orang yang posisinya berdiri dan gak dikasih makan minum selama seminggu.

Setelah seminggu berada di penjara berdiri, Yu Gwan-Sun mendapat kabar bahwa kakak laki-lakinya ada di penjara pria. Lega hati Yu Gwan-Sun meski badannya terasa sakit semua akibat siksaan Jepang.

Sekembalinya ke Sel Nomer 8

Setelah seminggu, Yu Gwan-Sun kembali dimasukkan ke dalam sel nomer 8 yang berisi banyak tahanan lain. Dan alangkah terkejutnya semua tahanan dengan keadaan Yu Gwan-Sun kala itu. Dengan perawatan teman-teman dan ada salah seorang tahanan yang melahirkan bayinya dan merawat serta membesarkan bayi di dalam sel, seua tahanan saling merawat, saling menghibur dan saling memberi semangat.

Untuk sementara, perjuangan dihentikan dan Yu Gwan-Sun kembali merencanakan sesuatu setelah ia sembuh. Ia menjadi relawan di penjara, karena dengan menjadi relawan, tujuan utamanya adalah agar tetap terhubung dengan informasi dunia luar. Ia ingin tetap memantau perjungan melalui informan di penjara.

**relawan disini tugasnya adalah cuci baju tahanan lain, menjemurkannya, angkut-angkut air dan banyak pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Janji dari Pemerintah Jepang, jika ia menjadi relawan teladan, maka masa hukumannya akan dikurangi. Masa hukuman penjara Yu Gwan-Sun sendiri selama 5 tahun penjara. Di saat semua tahanan hanya dihukum 6 bulan sampai 1 tahun.

A Resistance character
Orang Korea yang bekerja untuk Jepang

Ia mulai mengenal siapa tentara yang menyiksanya saat interogasi yang lalu dan mengajak semua tahanan untuk kuat.Yu Gwan-Sun juga berkomunikasi dengan beberapa tahanan pria untuk menitipkan kabar untuk kakaknya. Dan apa yang dilakukan Yu Gwan-Sun berikutnya?

Ia menanyakan tanggal. Tanggal berapakah saat ini?
Karena semangatnya untuk menyambut 1 Maret yang merupakan hari Pergerakan Korea dan sekaligus hari kematian sang Ayah dan Ibunya.

Dan tepat diperhitungan harinya, 1 Maret di tahun berikutnya, Yu Gwan-Sun kembali membuat demo dari dalam sel nomer 8-nya bersama teman-temannya. ia pura-pura pingsan agar tidak bekerja sebagai relawan dan kembali menyuarakan keinginannya untuk merdeka.

Review dan sinopsis lengkap Film A Resistance (2019), Film mengenai Perjuangan Bangsa Korea untuk merdeka

Suara keras hingga bergemuruh ini terus memanggil dari satu sel ke sel-sel yang lain. Dan sel yang lain pun ikut bersuara menginginkan kemerdekaan hingga kepala penjara kewalahan karena suara terus menggema hingga keluar wilayah penjara dan kembali membangkitkan rasa nasionalisme rakyat Korea kala itu.

Tepat 1 Maret 2020, kembali terjadi demonstasi damai orang-orang Korea turun ke jalan. Dan sejak itu, Yu Gwan-Sun kembali disiksa dengan siksaa yang kali ini membuatnya mati perlaha-lahan. bagi Jepang, Yu Gwan-Sun adalah orang yan berbahaya. Akan lebih berbahaya kalau ia memiliki keturunan. Maka oleh orang Jepang, Yu Gwan-Sun ditendang di bagian perutnya hingga darah mengalir tanpa henti selama berhari-hari.

Kesan Nonton Film A Resistance (2019)

Harus banget sahabat lendyagassi nonton film perjuangan yang diangkat dari kisah nyata ini. Dari sini, kita bisa mengambil banyak pelajaran hidup agar jangan sekali-kali menjual rasa nasionalisme kita untuk negara lain. Tetap berpegang teguh dengan rasa cinta tanah air namun tetap maju mengikuti perkembangan zaman. Berpikir terbuka dan tetap bersatu.

Apakah Film A Resistance diangkat dari kisah nyata?
Foto asli sosok pahlawan wanita Korea Selatan saat Gerakan 1 Maret 1919, Yu Gwan Sun

Setelah menahan rasa kesakitannya, pada akhirnya Yu Gwan Sun meninggal di usia 18 tahun, seorang diri, di dalam penjara Seodaemun, tepat 2 hari sebelum hari kebebasannya. Sedih sekali… Dan karena perjuangannya, Yu Gwan Sun dianugerahi bintang jasa sebagai Pahlawan Kemerdekaan tingkat 3.

Lesson Learned Film A Resistance (2019)

Jangan Pernah Sia-Siakan Perjuangan Para Pahlawan

Dengan bermalas-malasan dan tidak tahu harus berbuat apa, mudah putus asa dan patah semangat, itu adalah salah satu perbuatan yang tidak menghargai perjuangan para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Bagaimana zaman dulu orang sangat susah sekali mendapatkan pendidikan, bagaimana susahnya makan dan menginginkan sesuatu yang besar dalam hidupnya.

Persis seperti kisah Sunja dalam drama Pachinko. Anak masa kini, harus lebih berusaha keras dengan apa yang diimpikan. Mewujudkan mimpi dan berkarya adalah salah satu bentuk menghargai perjuangan pahlawan kemerdekaan.

Perjuangan Yu Gwan Sun yang harus kita teladani
Yu Gwan Sun, membuat Taegeukgi untuk digunakan demonstrasi 1 Maret 1919

Yang Penting Dalam Hidup Adalah Mempertahankan Value

Bukan bertahan dengan menjual rasa nasionalisme, apapun dan bagaimanapun, bertahan dengan rasa nasionalisme adalah cara terbaik. Dialog ini yang dilakukan antara Nishida (tentara Korea yang bekerja untuk Jepang) dan Yu Gwan Sun. Nishida sebenarnya tidak tega menyiksa bagian darinya, sesama orang Korea, namun karena perintah dari tentara Jepang, maka ia melakukan apapun yang diperintahkan.

Nishida : Bagaimana pekerjaanmu?
Di sini…

Yu Gwan Sun : Yang penting adalah bertahan.
Kau setuju, bukan?

Nishida : Lalu, apa yang penting bagimu?

Yu Gwan Sun : Di mana nilai dalam kehidupan tanpa kebebasan?

Nishida : Kebebasan? Apa itu?
Katakan.

Yu Gwan Sun : Hidup sesuai keinginanku.

Nishida : Kalau begitu,
aku punya kebebasan.

Aku melakukan yang kuinginkan.

Yu Gwan Sun : Tidak.
Kau melakukan yang diinginkan orang Jepang.

Itu disebut perbudakan.

Mengenal sosok Yu Gwan Sun dalam Film A Resistance (2019)
Yu Gwan Sun, pahlawan kemerdekaan wanita Korea Selatan

Gambaran Nyata Tokoh Yu Gwan Sun

Menarik sekali yah..mempelajari budaya dan sejarah bangsa Korea. Sekarang jadi tahu mengapa orang Korea libur setiap tanggal 1 Maret dan mengisi kegiatan dengan mengunjungi situs bersejarah seperti Balai Sejarah Penjara Seodamun atau Balai Kemerdekaan Korea.

Di tanggal 1 Maret yang disebut dengan Hari Samil Jeol adalah hari untuk mengibarkan bendera Korea, belajar tentang sejarah Korea, dan bangga menjadi orang Korea.

즐거운 하루 보내세요~
Have a nice day.

With love,

logo lendyagassi
Spread the love

70 pemikiran pada “A Resistance: Film Biografi Pahlawan Gerakan Kemerdekaan Korea, Yu Gwan Sun”

  1. Baru tahu kalau ternyata hari kemerdekaan Korea dan Indonesia itu deketan dan sama-sama punya sejarah kelam dijajah negara yang sama, haha.
    Bahkan sampai dilarang menggunakan bahasa Korea juga ya, huhu.
    Jadi penasaran sama lengkapnya ini film deh, Teh.

    Balas
  2. Abis ini saya akan baca ulang. Secara kalau ada kaitannya sama sejarah, saya suka banget. Apalagi ini dengan negara Korea yang sangat modern itu … Terimakasih ya

    Balas
  3. Keren sekali , baru tahu saya, kalau ternyata tanggal 1 Maret di Korea adalah hari mengibarkan bendera, belajar sejarah dan bangga jadi orang Korea. pantesan nasionalisme mereka tinggi sekali. Latar sejarah kemerdekaannya ternyata penuh darah air mata.
    Selalu suka saya nonton film perjuangan seperti film biografi pahlawan wanita Yu Gwan Sun ini

    Balas
    • Yang saya sukai dari Drakor ini adalah mereka tidak ragu mengangkat sejarah Korea hingga akhirnya menjadi inspirasi. Seandainya sinetron indonesia bisa gini 🥲 #kumenangiiismembayangkan

      Balas
  4. Penjajahan sangat kejam, daku tak bisa membayangkan seperti apa nasib tokoh pahlawan wanita ini Mbak. Seru banget cerita sejarah Korea ini ya? tapi sedih, malah takut nontonnya, kasihan Mbak.

    Balas
  5. Ngeriiiii tuh penjara Seodaemun 🙁 Membayangkan hukuman2 zaman dulu ih serem banget. Settingan tahun 1920 di film A Resistance ini ini mengungkap sejarah Japang dahulu ya. Bergidik juga membaca ceritanya. Di zaman sekarang penjara tersebut kelihatan terawat. Kisah ini sebagai pengingat jasa2 pahlawan wanita Yu Gwan Sun yang heroik.

    Balas
  6. Ada beberapa orang yang bilang kalau setiap zaman punya tantangannya masing-masing, Saya sepakat dengan hal ini. Tetapi, saya pun merasa zaman sekarang juga banyak diberi kemudahan. Nah, kalau terlena dengan segala kemudahan tersebut malah sangat disayangkan. Penting juga mengingat perjuangan para pahlawan. Menonton film seperti ini pun bisa jadi salah satu penyemangat. Karena gak semua orang suka baca buku sejarah.

    Balas
  7. Jadi paham dengan perjuangan bangsa Korea. Penjajah Jepang ceritanya sama-sama sadis. Salam hormat untuk pahlawan Yu Gwan Sun yang berani mati demi bangsanya.

    Balas
  8. Senang deh kalau ada teman blogger yang bikin ulasan tentang film Korea, jadi aku bisa paham dan tau sedikit banyak tentang filmnya. Maklum, nggak suka film Korea soalnya hehehe. Btw, hukuman zaman dulu seram2 ya Mbak, benar2 definisi “dihukum”, ckckck

    Balas
  9. sya suka bgt dg tampilan artikel di blog ini, sangat rapi dan menarik..

    untuk sinopsis film ini sya blum pernah menontonnya, dan ini menjadi ketertarikan sya untuk mencari tau film ini dari sajian sinopsis yang sangat bagus ini..

    terimakasih telah berbagi informasinya ya..

    Balas
  10. Duh, ngilu sekali rasanya baca kejamnya penjajah. Saya baru tahu kalau Korea pun pernah dijajah Jepang. Mental pejuang jaman dulu memang bukan kaleng-kaleng. Mereka yakin dan benar-benar berjuang antara hidup dan mati untuk kemerdekaan.. Malu rasanya kalau kita kini menjalani hidup hanya sekadarnya.

    Balas
  11. Wah ternyata hari kemerdekaan korea hanya beda dua hari dari Indonesia di tahun yang sama dengan penjajah yang juga hampir sama, pernah dijajah Jepang meskipun Indonesia ngak lama. Sejak nonton drama seri Pachinko, aku jadi tertarik mencari tahu tentang sejarah korea dan masuknya Jepang ke Korea, dan memang saat itu korea berada di masa yang sangat sulit, dan merasa kagum bisa berkembang pesat seperti sekarang. Noted ah mau nonton film ini sambil nunggu Season 2 Pachinko.

    Balas
  12. Fokus sama penjara Seodaemun, saya jadi ingat penjara bawah tanah di Lawang Sewu. Serem dan banyak mitos. Ternyata bisa jadi penjara Seodaemun lebih menyeramkan
    Hanya kalau di luar negeri tidak begitu terdengar banyak mitos ya?

    Balas
  13. Kurang 2 hari bebas meninggal di usia 18 tahun, nyesek bener!
    Penjajahan memang tak beradab, perang memang selalu menyisakan kepedihan. Betapa film seperti A Resistance ini mesti ditonton, agar tahu sejarah pun menghormati perjuangan pahlawan di masa lalu, baik dari dari negara sendiri maupun negara lain…Ada keteladanan dan pesan moral yang akn kita dapatkan

    Balas
  14. Membaca ini, jadi makin tahu banyak sejarah Korea ya teh
    Selain sama sama di jajah Jepang, dan hari kemerdekaan yang hampir berdekatan, ternayata tanggal 1 Maret juga punya arti yang bersejarah buat Indonesia
    Kalau di Indonesia 1 Maret memperingati serangan satu Maret dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia

    Balas
    • Hari kemerdekaannya di bulan yang sama ya Indo dan Korea, dan sama2 dijajah Jepang..nonton film ttg penjajahan jepang pasti serem2.. rest in peace utk Yu Gwan Sun, sedih, 2 hari sebelum kebebasan meninggal

      Balas
  15. Aku juga suka nonton film2 Korea di TVN MOVIE, banyak tema dan cerita yang unik2 yah termasuk kisah perjuangan dan kemerdekaan negara Korea, mereka membuat filmnya juga sangat serius sehingga bisa dinikmati hingga anak cucu mereka sehingga tahu. Beda ama film kita nih, hehehe. Yang di FLIK kalo gak film lawas horor yah agak maaf cabul, hahaha. sedihnya. Btw film ini emang bagus sih

    Btw kenapa ya Jepangkalo menjajah kejam banget yah, itu sama kejamnya kayak di Indonesia meski hanya sebentar tapi kejam gak terlupakan

    Balas
  16. Aku selalu kagum baca ulasanmu, Kak. Lengkap dan runut, serasa baca buku sejarah. Sempat terhenti saat baca penyiksaan yang dilakukan tentara Jepang, karena langsung terbayang aja.

    Balas
  17. jujur aq baru tau kalau Korea juga pernah di jajah oleh bangsa yang sama dengan negara kita, btw nonton film pahlawan kayak gini jadi lebih mengenalkan kita kepada perjuangan pahlawan ya

    Balas
  18. Memang ya, film korea selalu menggambarkan esensi pesan yang kuat dan kaya pengetahuan. Itu sih yang membuat saya suka menonton film korea apalagi yang menceritakan sejarah. Film ini perlu sekali ditonton anak milenial sekarang. Sudah banyak generasi milenial yang kehilangan rasa nasionalisme. Iya gak sih?

    Balas
  19. Film bersejarah ya teh Lendy.Perjuangan seorang wanita yang tak gentar Yu Gwan-Sun, dimana sampai titik darah penghabisan rasa nasionalismenya ditunjukan. Gila ya penyiksaan untuknya, gak sanggup kalau aku kalau jadi dia. Sedih ya saat perutnya ditendang.Mengerikan….dan sangat kejam Jepang itu

    Balas
  20. Teteh emang terbaik
    Beneran pecinta genre sejarah ya teh
    Nggak cuma nonton drama berlatar belakang sejarah saja, tapi juga nonton film sejarah
    Film sejarah seperti ini nggak hanya jadi hiburan ya teh, tapi nambah pengetahuan juga

    Balas
  21. Kalo aku suka Kpop tapi hanya utk fiom dan kulinernya. Kalo musik beda aliran hehehe…
    Anyway baca postingan ini aku jd banyak belajar fakta sejarah soal Koreq deh dan bakalan bintangin film ni aku suka film2 berlatar sejarah. Makasih rekomendasinya mbak

    Balas
  22. Aku sih gak ada alasan, kalau lagi mau ya nonton & kalau suka dilanjut gitu aja sih, cuma lama-lama jadinya suka.
    Dari drakor bertema sejarah, kita juga bisa lebih mengenak sejarah Korea dulunya seperti apa ya.

    Balas
  23. Jatuh hati karena senasib, asyeeek bangeeett, Mbakk. ❤ Bagus juga mengangkat sejarah gini. Yang nonton jadi tambah pengetahuannya. Penjaranya mirip benteng2 di Jawa Tengah.

    Balas
  24. Daku suka ini film yang diangkat dari kisah sejarah, apalagi tokoh yang menginspirasi perjuangan kemerdekaan ini.
    Yuk lanjutkan semangat para pahlawan

    Balas
  25. Film a Resisitance 2019 ini bisa dijadikan referensi untuk mempelajari sejarah Korea ya, khususnya era perjuangan pahlawan wanita Yu Gwan Sun ini.

    Balas
  26. Waah menarik yaa filmnya. Aku suka dengan sejarah, kadang bisa bayangin bagaimana kehidupan realitanya di zaman dulu dan apa yang bisa kita ambil pelajarannya dari sejarah itu. Thank ya kak untuk review filmnya ini

    Balas
  27. Detail banget kak review filmnya. Wah saya tau kalau Jepang adalah negara yang menjajah Korea Selatan tapi saya baru tahu bahwa dijajah nya 35 tahun. Yang saya salut dari Korea mereka tidak melupakan sejarah dan belajar dari sejarah. Saya pernah baca ada artis Korea terkenal yang bahkan menolak jadi BA produk Jepang padahal brand besar.

    Balas
  28. Kyaaa sejarah!! Sukaa aku tuu sama tontonan kayak gini. Mau ntn jg aaahhh. Jadi keinget sama film apa yaa, mirip kek gini tp lupa deh judulnyaaa..

    Balas
  29. Setelah baca artikel ini aku penasaran ingin nonton, tapi takut juga karena pasti berasa sedih dengan perjuangan tokoh utamanya. Dan baru tau juga korea dijajah jepang sangat lama ya.

    Balas
  30. Jarang jarang nih ngebajas film bertemakan kisah sejarah perjuangan.
    Sosok pahlawan yang digambarkan beneran tergambar dengan detil perjuangannya.
    Aku pasti suka nih dengan model arsitektur dan fashion yang ditampilkannya. Pasti jadul banget

    Balas
  31. 1 Maret juga jadi hari yang bersejarah buat Indonesia lho teh
    Memperingati Serangan Umum Satu Maret yang dilakukan bangsa Indonesia saat melawan Belanda yang kembali ingin menguasai Indonesia
    Ternyata banyak juga kesamaan sejarah Korea dan Indonesia

    Balas
  32. Kak Lencin, kasih racun nih. Langsung masukkan ke watch list berikutnya. Karena karya audio visual Korsel, saya jadi suka kisah-kisah sejarah. Selalu punya ciri khas review kak Lencin itu

    Balas
  33. wah film bagus nih. Bisa sekalian belajar sejarah. Apalagi mengingat hari kemerdekaan kita dengan Korea berdekatan. Yang menarik selalu ada ya penduduk asli yang bekerjasama dengan musuh.

    Balas
  34. Penjaranya mirip sekolah ya. Pasti miris banget nih nonton ini. Bacanya aja udah menyayat hati. Mirip penjara jaman Belanda apa Jepang pas masuk ke bawah tanahnya Lawang Sewu.

    Balas
  35. Bisa dibayangin kalau nonton film kayak gini ga cuma drama cinta-cintaan ya, tapi mengandung nilai sejarah dan pengetahuan juga. Btwe, saya juga baru tahu kalau Jepang menjajah Korea itu 35 tahun, heemmm lama juga yaa.

    Balas
  36. Penjara berdiri. Kalau nggak salah, di tanah air kita pun, tentara Jepang di masa penjajahan pun melakukan hal yang nggak jauh berbeda ya. Ada penjara berdiri juga di bawah tanah Museum Fatahillah, soalnya nampak sempit dan pengap sekali — mohon koreksi ya Teh, kalau aku salah mengingat.

    Waktu aku baca sampai di teman satu selnya yang seorang gisaeng, aku mendadak keingetan sama sepotong kisah di drama korea Chicago Typewriter deh. Mereka berjuang secara diam-diam, hanya demi sebuah kemerdekaan. Bahaya banget memang kalau urusan menjadi manusia berpengetahuan dibatasi, hanya untuk kalangan bangsawan begitu ya. Secara nggak langsung, menghambat generasi untuk berkembang dan berjuang demi bangsanya sendiri. Secara, kaum yang lebih merasakan bertnya penjajahan itu, ya rakyat pada umumnya, bukan bangsawan.

    Balas
  37. Langsung jadiin list film buat ditonton minggu ini, keknya seru nih film korea dengan latar gerakan kemerdekaan. Soalnya saya lumayan suka sama film-film berbau sejarah.

    Balas
  38. Aku merindong sendiri bacanya dong. Hebat banget perjuangannya. Ternyata korea jauh lebih menderita dari kita iya. 35 tahun dong dijajah jepangnya. Kita yang 3,5 tahun aja menderita banget apalagi mereka. Kejam banget Jepang jamam dulu

    Balas
  39. Wiihh jadi nambah referensi film nih kak. Kisah perjuangannya sangat inspiratif sebagai salah satu pahlawan wanita di Korea.

    Balas
  40. Wah, ternyata hari kemerdekaan Korea sama dengan ulang tahun saya hehehe… Saya paling suka nonton cerita pahlawan perempuan karena sangat inspiratif. Terima kasih atas ulasannya Kak, saya jadi punya tambahan film untuk waiting list 🙂

    Balas
  41. Makasih sharingnya. Film yang bagus. Rekomended banget buat anak muda, bukan hanya karena aktornya tapi nilai perjuangan nya.

    Setiap perjuangan di mana pun itu pasti selalu ada hikmah dan motivasi untuk kita. Ketahanan dan pengorbanan atas penderitaan dapat kita jadikan pelajaran agar mampu bertahan.

    Beruntung kita tidak mengalami zaman penjajahan.

    Balas
  42. Ya Allah.. sedih sekali kisah Yu Gwan Sun ini. Perjuangannya pantas untuk selalu diingat khususnya oleh rakyat Korea. Bagi kita semua, nilai-nilai moral dari film ini tentu juga banyak. Diantaranya, nasionalisme jangan dijual.
    Makasih sharingnya, Kak Lendy 🙂

    Balas
  43. aku termasuk yang suka skip film tema perjuangan, bukan enggak suka tapi kadang nyeri dan sedihnya bikin lama. Rasa empati membuat aku suka lama move on jaid aku pilih2 banget film tema ini. Senang kalau ada film drakor mengangkat perjuangan pahlawan wanita, perlu juga nih aku tonton dan no skip lagi.

    Balas
  44. Menarik banget sih mba filmnya. Sebetulnya suka penasaran dan suka sejarah. Pengen nonton filmnya, tapi kadang takut kalau sad ending, hiks

    Balas
  45. ya ampun pas aku baca, scroll nya aja jadi deg-degan banget. kental banget vintage dan kisah perjuangannya, udah kebukti begitu kejam ya perlakukan Jepang. Aku kayak wajib nonton siii

    Balas

Tinggalkan komentar