Film Korea Dari Kisah Nyata Pemberontakan Gwangju, A Taxi Driver

Review Sinopsis Film A Taxi Driver (2017) – Annyeong haseyo, sahabat lendyagassi.

Kalau Indonesia punya sejarah Demokratisasi saat rezim Pak Harto (petinggi yang berasal dari militer), di Korea juga punya Sejarah yang sangat dikenang oleh rakyat Korea, yakni ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’ yang terjadi pada bulan Maret 1980.

Tragedi ini menjadi sangat membekas di hati rakyat Korea karena menjadi pemersatu rakyat yang kala itu sudah jengah dengan pemimpin diktator yang disinyalir asalnya dari orang-orang militer. Jadi ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’ ini gak serta merta meletus, gais.. Tapi suah dipicu dari kejadian sebelum-sebelumnya pada saat tahun 1961, saat Korea pertama kali memiliki seorang Presiden.

Bagaimana kisah sebuah Film A Taxi Driver yang diangkat dari kisah nyata ini bisa menggambarkan seluruh kejadian mengerikan pada saat ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’ ini berlangsung?

Simak kuy, review dan sinopsis serta sejarah asli yang menggambarkan ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’ dalam Film A Taxi Driver pada tahun 2017 berikut ini, let’s get it!

Film Korea A Taxi Driver (2017)

Review Film Korea A Taxi Driver 택시 운전사
A Taxi Driver

Profil Film

Judul : A Taxi Driver
(Taeksi Woonjunsa/ 택시 운전사)

Director : Jang Hun
Penulis : Jo Seul Ye, Uhm Yoo Na

Pemeran Utama Film A Taxi Driver (2017) :

Song Kang-Ho sebagai Taxi Driver, Kim Man-Seob ahjussi
Thomas Kretschmann sebagai Wartawan Jerman, Peter
Yu Hae-Jin sebagai Gwangju Taxi Driver, Hwang Tae-Sool
Ryoo Joon-Yeol sebagai Mahasiswa gadungan, Koo Jae-Sik

Pemeran Pendukung Film A Taxi Driver (2017) :

Park Hyuk-Kwon sebagai Reporter Choi
Choi Gwi-Hwa sebagai undercover military chief
Um Tae-Goo sebagai Sergeant at checkpoint
Jeon Hye-Jin sebagai Kang Sang-Goo’s mother
Ko Chang-Seok sebagai Kang Sang-Goo’s father

Genre : Action, Drama, Political (based on true story)
Release Date : August 2, 2017
Runtime : 137 minutes

Rating: 4/5

Sinopsis Film A Taxi Driver (2017)

Kamu ngapain sih ikut demo-demo kayak gitu?
Belajar sana lo.. daripada melakukan hal-hal gak berguna.
Kamu demo kayak gitu, dunia gak akan berubah.

Pendapat Generasi Tua saat ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’, 1980

Jujurly, aku awalnya setuju banget dengan pendapat di atas yang juga menjadi dialog seorang supir taxi bernama Pak Kim Man-Seob (Song Kang-Ho). Ia adalah supir taxi asal SEOUL yang bela-belain ke Gwangju saat ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’ ini sedang pecah.

Jadi secara keseluruhan, Film ini sangat menggambarkan bagaimana kejadian sebenarnya Tragedi Gerakan Demokratisasi Gwangju yang pecah di Gwangju pada 18 Mei 1980. Dan mau tau gak, gaes.. jawaban dari salah satu mahasiswa saat itu ketika para orangtua ini menuduhkan hal-hal gak berguna semacam ini?

Yang kita lakukan adalah menaruh satu batu.
Dan suatu saat ketika batu-batu itu terkumpul dan menjadi sebuah jembatan, waktu itulah kita bisa merasakan suatu kehormatan karena kita sempat ikut serta dalam membangun jembatan itu.

Jawaban Mahasiswa, Rhyu Simin,
source: Youtube Hansol Jang “Kejadian di Gwangju 1980”

Mengapa Taxi Terlibat Dalam ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’, 1980?

Awal mula ceritanya adalah ketika kehidupan seorang supir taxi yang bernama Pak Kim Man-Seob yang bekerja sehari-hari sebagai supir taxi di Seoul. Namun karena anak perempuannya yang berusia 11 tahun kerap di bully oleh landlord alias anak dari pemilik rumah yang ia tinggali, maka Pak Kim Man-Seob bertekad untuk mencari penghidupan yang lebih layak, yakni dengan cara bekerja lebih keras dan mendapatkan uang lebih banyak dari menarik taxi hijau kesayangannya.

Review ending Film Korea A Taxi Driver 택시 운전사
Song Kang-Ho sebagai supir taxi dari Seoul

Pas banget momennya, pas lagi Pak Kim Man-Seob makan di kantin pangkalan taxi, ia mendengar seorang supir taxi yang mengatakan bahwa ia mendapat klien (penumpang) orang asing dan bersedia membayar ia sebanyak 100 ribu won asal mau mengantarkan ke Gwangju.

Tanpa babibu, Pak Kim Man-Seob yang bahkan saat itu belum menyelesaikan makan siangnya dengan benar pun langsung tancap gas menuju penumpang bule yang dimaksud. Yah, benernya Pak Kim Man-Seob ini semacam meng-kudeta gitu sih.. Kan uda janjian sama si supir taxi yang tadi ngerasani di kantin yaak??

Lalu perjalanan perjuangan itu dimulai dari sini, gais..

Perjuangan Mahasiswa Gwangju Untuk Demokrasi Pemerintahan

Awalnya, Pak Kim Man-Seob ini ngomel-ngomel, kaya ‘Ngapain sih ke Gwangju’ lalu ‘Kenapa sih Gwangju kudu rame demo-demoan segala?’

Jadi dengan dongkol, Pak Kim Man-Seob jalan nih menuju Gwangju dengan menempuh perjalanan darat selama sekitar 3 jam (268 km). Yah.. bayangannya dari Jakarta Bandung bolak-balik ya ges ya..

Sinopsis Film Korea A Taxi Driver 택시 운전사
Kaget setelah sampai Gwangju

Setelah sampai di Gwangju, Pak Kim Man-Seob kaget banget karena ia gak bisa masuk ke kota Gwangju-nya. Pintu masuk menuju Gwangju ditutup dan akhirnya Pak Kim Man-Seob pundung mau balikan aja ke Seoul nih.. Eh, tapi karena melihat jalanan pedesaan dan diancem sama penumpangnya, seorang Wartawan dari Jerman, Peter, “Kalok gak sampai Gwangju terus sampai ke Seoul lagi, aku gak akan bayar full”.

Dengan berat hati, Pak Kim Man-Seob cari-cari deh tuh.. Jalan menuju Gwangju. Lalu dikasih tau sama nenek yang sedang nanem padi di sawah kalau ada short-cut lewat hutan gitu… Akhirnya Pak Kim Man-Seob mencoba melewati jalan itu dan berhasil?

No….no..
Ternyata jalan itupun ditutup oleh tentara Gwangju. Mereka mengatakan akses ke Gwangju semua diblokir. Namun karena si Pak Kim Man-Seob ini pinter ngeles kayak bajaj, maka mereka diijinkan masuk Gwangju. Alesannya karena si Bapak Bule ini adalah seorang business man, yang kalo bisnis itu gagal, maka Korea akan rugi besar.

Dan ketika masuk Gwangju, kejutan lagi yang ditemui Pak Kim Man-Seob dan Pak Wartawan, yakni kotanya seperti kota mati. Nyaris gak ada kehidupan. Dan saat ada salah satu truk yang mengangkut mahasiswa, maka Pak Wartawan beraksi dengan wawancara pertama dengan narasumber mereka, Koo Jae-Sik (Ryoo Joon-Yeol)

Film rekomendasi setting Pergerakan Gwangju 1980, A taxi Driver
Ryoo Joon-Yeol sebagai Koo Jae-Sik

Dan setelahnya, adegan mencekam yang menguras air mata dimulai dari sini…

Pertahanan Rakyat Gwangju Akan Perjuangan Sistem Demokrasi yang Mereka Inginkan

Benar adanya jika Pak Soekarno mengatakan “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Karena keras kepalanya masyarakat Gwangju dalam mengubah sistem demokrasi yang mereka impikan, mereka sungguh ingin keluar dari jerat pemimpin diktator yang saat itu mencengkeram Korea Selatan pasca merdeka. Maka ketika daerah lain di Korea sudah berhenti demo, maka hanya Gwangju yang bertahan, sehingga terjadilah perpecahan pada 25 Mei 1980 yang dipimpin oleh militer Chun Doo-hwan, presiden ketiga Korea.

Kejadian asli Gwangju 1980
Gambar asli, Gerakan Demokratisasi Gwangju 1980

Parahnya, Pak Presiden ini membelokkan berita sehingga yang masyarakat Korea lain tahu (di luar Gwangju) adalah pihak militer yang menjadi korban, sedangkan di lapangan sebenarnya, justru masyarakat Gwangju ini menjadi bulan-bulanan pihak militer yang kala itu selalu berjaga-jaga di setiap sudut Gwangju.

Sampai puncaknya terjadi pada 25 Mei 1980, Pemerintah memberikan perintah bahwa seluruh rakyat Gwangju harus diluluh lantakkan melalui darat dengan tank dan melalui udara menggunakan helikopter sampai polisi yang menyamar (polisi preman) juga ikutan turun ke jalan. Mereka menembaki semua rakyat sipil yang ada di jalan, gak pandang bulu.

Di sini, peran wartawan Jerman tersebut sangat besar. Ia meliput kejadian sesungguhnya di Gwangju dan akan menyiarkan kepada dunia bahwa media Korea Selatan selama ini terbungkam karena Presidennya yang memalsukan berita. Sehingga dari sudut pandang masyarakat Korea kala itu, masyarakat Gwangju ini brutal karena menganut paham komunis (fitnah berita resmi Korea).

Reporter dan taxi bekerjasama menyiarkan kejadian pembantaian Gwangju 1980
Peran Wartawan, menceritakan kejadian sesuai fakta

Bagaimana akhir kisah Film A Taxi Driver?
Berhasilkah wartawan Jerman meliput dan menyiarkan berita asli yang terjadi di wilayah Gwangju, Korea Selatan saat itu?

Kesan Nonton Film A Taxi Driver (2017)

Sedih paraaah, gaiiss..
Awalnya masih selow sih, sampai menit ke 50 tuh uda mulai memasuki fase-fase perjuangan ngliat scene gimana mahasiswa keukeuh berjuang untuk mendapatkan tujuan mereka sedangkan pemerintah pun juga gak mau kalah dan malah lebih keras terhadap rakyatnya.

Rasanya melting banget dan disini peran media luar menjadi sangat penting. Kalau gak ada media luar yang memberitakan dari sisi kemanusiaan, tentu masyarakat Korea di wilayah lain gak tau dan jadi salah paham mengenai warga Gwangju yang teraniaya.

Tokoh berjasa A taxi driver, wartawan Jerman dan supir taxi
Saksi Kisah Wartawan Jerman, Jürgen Hinzpeter dengan pengemudi Kim Sa-bok pada 25 Mei 1980

Dan yah, sekali lagi.. Kalau nonton film sejarah Korea tuh kudu siapin tisu banyak-banyak kalo gak mau bajumu basah kuyup karena banjir air mata. Aku rasa banyak adegan di dramatisir yaah, kaya kejar-kejaran taxi dengan tentara di scene terakhir, tapi memang karakter Kim Sa-bok (nama asli dari supir taxi) ini sebenarnya ada dan ia menggunakan identitas palsu. Hingga wartawan Jerman, Jürgen Hinzpeter mendapat penghargaan, identitas Kim Sa-bok ini belum diketahui.

FYI, Sa-bok ini ternyata adalah merk roko ternama di Korea pada waktu itu. Jadi memang sang supir taxi ini gak mau diketahui identitasnya dan biarlah semua yang ia lakukan menjadi sebuah pembelaan dari sisi kemanusiaan.

Lesson Learn Film Korea A Taxi Driver (2017)

Sebuah negara memang tidak bisa berubah kalau hanya satu dua orang yang bersemangat menyuarakan perubahan. Namun dengan kegigihan dan kebersamaan, maka sejarah membuktikan bahwa pengorbanan mahasiswa dan rakyat Gwangju saat itu tidak sia-sia.

7 tahun kemudian, Korea berubah. Korea memilih presidennya melalui pemilu (pemungutan suara) dan Pemerintahan yang dipilih berdasarkan demokrasi, bukan lagi dari suara para petinggi DPR dan MPR saja.

Nasib Presiden yang memimpin Pemberontakan Gwangju
Chun Doo-hwan akan dikenang sebagai pemimpin Korea yang diktator

Setelah seluruh dunia tahu kejahatan dari Presiden Chun Doo-hwan, ia dipaksa lengser dan pengadilan menetapkan hukuman mati pada tahun 1996 yang kemudian mendapat pengampunan dari Presiden yang memerintah kala itu, sehingga Chun Doo-hwan tetap menjalani hidupnya dengan kebencian dari rakyat Korea.

Peran Supir Taxi Sehingga Diangkat Dalam Sebuah Film A Taxi Driver

Bagi yang bertanya-tanya, apakah benar peran supir taxi dalam film A Taxi Driver ini?
Jawabannya benar, gengs..

Dan taxi saat ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’ ini peran taxi sangatlah besar. Taxi mengangkut para korban dari lokasi kejadian ke rumah sakit, taxi juga yang melindungi para demonstran yang terluka dari gempuran senjata militer dan dengan taxi, para keluarga yang saat itu mengkhawatirkan kondisi keluarganya, diantarkan ke rumah sakit. Makanya ada scene dimana bensin untuk taxi di gratiskan selama kejadian mencekam ini, karena peran taxi saat itu benar-benar besar. Dan taxi pun saat itu tidak memungut biaya, sama sekali. Jadi bener-bener misi kemanusiaan.

Selain itu, ada scene berbagi makanan juga. Rakyat Gwangju saat itu benar-benar merasa 1 rasa, 1 badan, 1 kesatuan. Sehingga ketika melihat saudaranya dipukulin dengan brutal oleh pihak militer, maka yang lainnya langsung berlarian menolong, meski nyawa taruhannya.

Semua diceritakan dengan baik sehingga Film A Taxi Driver ini mendapat banyak penghargaan seperti Blue Dragon Film Awards (2017) sebagai Best Film, Best Actor (Song Kang-Ho), Best Music (Jo Young-Wook) dan Top Box Office Seller. Gak berhenti sampai di situ, Film A Taxi Driver juga mendapatkan The Seoul Awards (2017) kategori Best Actor (Song Kang-Ho) dan 54th Daejong Film Awards (2017) kategori Best Film dan Best Planning.

Trailer Film A Taxi Driver (2017)

Song Kang Ho, aktor langganan menang award

Dan sebenarnya, kejadian besar Pergerakan Gwangju ini memiliki banyak sekali nama memilukan yang sangat membekas di hati rakyat Korea. Seperti ‘Gwangju Uprising‘ atau ‘Pemberontakan Gwangju’, ‘Pembantaian Gwangju’ dan masih banyak lagi.

Dan pernah pula diangkat dalam beberapa film dan drama Korea seperti Youth of May (2021), Snowdrop (2021) dan Film The Attorney (2013). Bagaimana sahabat lendyagassi?

Jadi semakin memahami bahwa setiap sejarah akan membawa kita ke dalam sebuah kenangan yang baik atau kenangan yang buruk yah… Semoga dengan melihat sejarah, kita gak lupa dengan perjuangan para pendahulu dan semakin menghargai makna penting dari persatuan bangsa.

Sampai jumpa di review dan sinopsis film dan drama Korea berikutnya..

즐거운 하루 보내세요~
Have a nice day.

With love,

logo lendyagassi
Spread the love

51 pemikiran pada “Film Korea Dari Kisah Nyata Pemberontakan Gwangju, A Taxi Driver”

  1. Lengkap banget baca review film ini. Selalu gaya Kak Lend mereview enak dan ngalir serta kaya referensi. Selain jalan cerita jadi paham juga sejara perpolitikan Korea.

    Balas
  2. Saya udah pernah nonton ini, bagus sih filmnya, tegang juga.
    Dulu saya nonton karena baca kalau filmnya terinspirasi dari kisah nyata.
    Serem sih ya, kalau ada daerah di isolasi dari dunia luar gitu

    Balas
  3. Wow keren sekali teh Lendy film sejarah yang diangkat menjadi film Taxi Driver. Ternyata tidak saja di Indonesia mahasiswa berjuang untuk rakyat ke pemerintah tetapi di Korea juga. Perjuangan yang gigih, sama halnya ketika detik-detik Soeharto lengser di peristiwa demonya mahasiswa ada beberapa yang gugur. Saya lupa berapa tetapi ada mahasiswa Trisakti.
    Aku jadi penasaran nih mau nonton

    Balas
  4. Udahlah dari kisah nyata, penggarapan fil A Taxi Driver pun luar biasa kerennya. pantesan dapat penghargaan bertubi.
    Aku salut pada si sopir taksi yang asli yang tetap menutup identitas diri. Dan dari review film ini jadi tahu sejarah Korsel plus pelajaran yang didapatkan dari perjuangan untuk menghebat seperti saat ini. Keren

    Balas
  5. Aku malah baru ngeh soal sejarah pemberontakan Gwangju ini, mak. Tahun 1980 duluuuuu kejadiannya ya? Duh, ngeri sih sama urusan beginian hihihi. Diangkat dari kisah aslinya, dan para pemeran filmnya berkualitas, pantas saja dapat banyak penghargaan. Mantap mak Lendy cara mengulasnya di blog.

    Balas
  6. Film model begini adalah film kesukaan suami saya, film penuh sejarah. Sering-sering kasih rekomendasi film korea yang bagus ya kak..

    Balas
  7. Ini sejenis film superhero ya, Len
    saking muaknya si driver sama keadaan dan kondisi negaranya.

    Film yang penuh aksi – kadang agak brutal sih menurutku – salut karena film ini based on kisah nyata, jadi terbayang bahwa ini fakta yang kita sebenernya temui sehari hari

    Balas
  8. Wah aku belum nonton nih filmnya si Jungpal yang ini tapi kayaknya sih seru yaaah
    Kalo pemberontakan Gwangju tahun 1980 berarti latarnya sama kayak drama Youth of May nya si Lee Dohyun kan yaaah? Huhuhu aku cediiih

    Balas
  9. Angle yang bagus mengangkat Gerakan Demokratisasi Gwangju’ lewat peran supir taxi. Jadi bertanya-tanya, apakah rakyat Korea setelah menonton film ini semakin benci pada sang diktator 😀

    Tfs Len. Jadi dapat referensi film bagus buat ditonton.

    Balas
  10. Waduu, kalo ke sini tuh siap2 dapet racum drakor/film nya deh beneran.

    Resensi film nya bagus bangeett! Baca ini aja had emosional, apalagi kalau aku nonton filmnya (dan beneran jadi niat nonton filmnya nih!)

    Keren keren. Tfs maakk

    Balas
  11. Ku kira Taxi Driver-nya Lee Je Hoon ini, ternyata bukan ya. Temanya agak sensitif tentang Pergerakan Gwangju. Aku langsung mikir oh mirip sama Youth of May (tapi ini juga belum kelar nontonnya). Seperti biasa walau temanya berat gini pasti film Korea kental dengan dramanya yang bikin sedih / haru. Oke nih, buat tontonan weekend ini.

    Balas
  12. Snowdrop si dedek emesh itu ya :))
    jadi ini sa-bok merek rokok ternama. Pasti orang2 jg penasaran siapa aslinya ya teh. Aku ngerti kudu siapin tisu banyak eh jangan deh, pake jibab ajah biar go green….air mata aku bakal seember, alhamdulillah ini film ya teh. Dan pernah mau nonton ini tapi ternyata bukan ini (nahluh) aku noted iniiiih ternyata sama2 serunya

    Balas
  13. Ternyata DraKor itu banyak jenisnya ya teh Lendy. Aku pikir selama ini ceritanya hanya seputar percintaan, berebut harta saja. Ternyata sejarah kisah nyatapun dikemas juga dalam cerita menarik. Suka deh dengan cara teteh meriew selalu detail, baik adegan maupun pemainnya

    Balas
  14. Di awal trailer filmnya nampak fun, ya. Pas di pertengahan langsung mencekam gitu, aku jadi deg-degan baru nonton trailernya doang. Kalau saja dulu nggak ada pemberontakan di Gwangju, mungkin perkembangan Korea Selatan nggak seperti sekarang, ya, yang menjadi trendsetter dunia dalam banyak hal, salah satunya drama kesukaan kita, Kak. Well thanks to the Taxi Driver. Berjasa sekali beliau. Aku masukin ini ke watch list-ku, deh.

    Balas
  15. Beda generasi beda cara menyikapi. Kisah Gwangju dan jawaban mahasiswa demo yang mengibaratkan tumpukan batu itu jadi ngingetin aku saat gerakan mahasiswa Mei 1998 buat nurunin presiden saat itu. Waktu itu banyak ortu yang kuatir anaknya ikutan demo, tapi ternyata hasilnya terjadi reformasi di Indonesia

    Balas
  16. Ah iya saya ingat, saya pernah nonton film ini. Tapi gak selesai, sampai si wartawan Jerman mewawancarai dan memberitakannya ke luar aja. Udah gitu selanjutnya lupa.
    Jadi tahu deh garis besar ceritanya sampai akhir dengan baca review-nya ini

    Balas
  17. Yes, saya sudah menonton film ini dan menurut saya memang bagus. Suka banget sampai kefikiran berhari-hari haha. Saat gabut saya suka memilih menonton film Korea dibanding menonton Dramanya karena lebih hemat waktu.

    Balas
  18. Kayaknya Korea pun terinspirasi dengan kisah sejarah Indonesia yaaa… persis banget loh. Sejarah kelam orang yang di’PKI’kan hingga mahasiswa yang terjun ke jalanan di tahun sang presiden turun tahta. Di Korea sama juga ya ternyata sejarah demokrasinya. Di Indonesia kalau bikin film kayak gini kena cekal atau tidak ya?

    Balas
  19. wah seru seru … berawal dari cari orderan gede jadi malah terlibat demo besar-besaran di Gwangju. Baru baca ulasanmu aja udah menarik, Mbak! 100ribu won gitu kan gede banget!

    Balas
  20. Aku kayaknya pernah nonton film ini deh Lend.. Seprti biasa film Korea tu sukses banget lah ya kalo menyajikan film sejarah yang diangkat dr kisah nyata.. Seru banget nontonnya..

    Balas

Tinggalkan komentar