Bismillah,
Film I (2021) – Annyeong haseyo, sahabat lendyagassi.
Ada suatu masa dimana memiliki anak adalah dambaan seluruh wanita di dunia ini. Namun, ada juga karena beban hidup dan stres pekerjaan, memiliki anak menimbulkan “beban” baru dalam hidup. Sound familiar yaah…?
**pernah jadi pelaku soalnya…
Iya,
Setiap Ibu, aku rasa pernah mengalami fase atau titik terendah dalam hidup saat baru memiliki anak. Bisa jadi mengalami sindrom baby blues, depresi pasca melahirkan (DPM) atau psikosis postpartum. Tingkatan stres masing-masing Ibu memang berbeda-beda dan tergantung support system yang membantu sang Ibu menyelesaikan masalah dalam dirinya ini.
Berat banget yaa..tema besar film yang berjudul “I” ini?
Simak review dan sinopsisnya berikut ini yuuk..
Profil Film
Judul : I
(I/ 아이 )
Director : Kim Hyun-Tak
Penulis : Kim Hyun-Tak
Pemeran Utama Film I (2021) :
Kim Hyang-Gi as Ah Young
Ryoo Hyoun-Kyoung as Young-Chae
Genre : Drama, Slice of life, Parenting, Orphanage
Release Date : February 10, 2021
Runtime : 114 minutes
Rating : ⭐⭐/5
Sinopsis Film I (2021)
Ah Young (diperankan oleh Kim Gyang Gi) adalah seorang anak panti asuhan. Namun karena usianya sudah dianggap dewasa, maka sesuai dengan aturan di Korea, ia bisa menghidupi dirinya sendiri secara mandiri dan mulailah A-Young bekerja secara serabutan. Ia mengambil banyak sekali kerja paruh waktu.
Namun, tekad yang kuat untuk kehidupan lebih baik ada dalam diri A-Young ini. Di sela-sela pekerjaannya yang super melelahkan, ia tetap mengikuti kuliah (kursus bersertifikasi) — kalau di Korea, semua orang boleh banget ambil kursus keahlian tertentu. Seperti Lee Seung Gi dan Jung So Min dalam variety show Little Forest, mereka ambil kursus psikologi anak dan mendapatkan sertifikat keahlian yang bisa digunakan untuk lampiran jika melamar pekerjaan terkait.
Pekerjaan pertama Ah Young sebagai pengasuh
Atas rekomendasi temannya, Ah Young diterima kerja sebagai pengasuh baby Hyeok. Karena baru pertama kali bekerja, maka si pemilik bayi tidak bisa menggajinya dengan gaji yang besar. Terlebih lagi Ibunya baby Hyeok ini bukan wanita kaya raya. Ia seorang single mother yang pekerjaannya seorang wanita penghibur.
**wanita penghibur ini bukan berarti harus bekerja “melayani” seorang pria yaa.. Jadi, kerja Ibu Hyeok ini hanya menemani para pria-pria untuk minum di bar khusus.
Dengan penuh kesungguhan, Ah Young merawat baby Hyeok. Bahkan di Korea, ada yang namanya Jurnal Perkembangan anak yang diisi dari waktu ke waktu. Kalau melihat kolomnya, bahkan perkembangan anak dari setiap jam di setiap harinya. Seperti, jam 14.00 baby Hyeok minum susu, jam 14.25 lalu ia gumoh. Hal-hal yang kita anggap itulah kebiasaan setiap bayi, tapi oleh Ah Young dicatat di buku khusus dan dilaporkan kepada sang Ibu.
Isu Sosial
Tidaklah mudah membesarkan anak sebagai seorang single mother. Ibu Hyeok kerap dikucilkan di pub karena ASInya gak pernah berhenti keluar saat bekerja. Dan tak disangka, ia berurusan dengan seorang penjual-beli anak secara ilegal. Ibu Hyeok selama ini membutuhkan uang untuk menghidupi kehidupan sehari-hari sehingga nekat menjual anaknya dan mengambil bayaran atasnya.
Tapi, namanya seorang Ibu yaa,,,
Dijual tapi anaknya belum diserahkan kepada sang makelar. Jadilah ia dikejar-kejar sampai ke ujung dunia.
Saat ditemukan, Ibu Hyeok gak bisa berkelit lagi. Ia mau gak mau harus menyerahkan baby Hyeok kepada sang makelar bayi ini.
Bagaimana kelanjutan kisah Ibu dan anak ini?
Berkaca dari diri sendiri
Ah Young yang juga mengalami perundungan, sudah biasa sekali dihina karena tidak memiliki orangtua dan hanya dibesarkan di Panti Asuhan. Ah Young menyewa sebuah rumah bersama teman sesama anak panti dan masih sering bersama dengan teman-teman pantinya yang lain di suatu waktu.
Namun karena Ah Young sibuk dan kepribadiannya yang introvert, ia gak terlalu sering hang-out dengan teman-temannya tersebut. Namun ada seorang teman yang kerap mendatanginya karena membutuhkan pinjaman uang. Ah Young tentu keberatan kalau uang yang selama ini ia kumpulkan digunakan untuk temannya untuk hal-hal yang ia pikir adalah useless, seperti berkelahi, taruhan atau minum-minum.
Pada suatu hari, sang teman yang sesama dari panti yang sama dan kerap mengganggu kehidupan Ah Young mendadak dikabarkan meninggal karena bunuh diri. Lalu oleh dinas sosial, mayatnya langsung dibawa dan di kremasi tanpa memberi tahu pada siapapun karena dinilai tidak punya keluarga satu pun yang bisa bertanggung jawab.
**scene ini mengingatkanku akan salah satu adegan di drama Move to Heaven.
Berkaca dari kemalangannya ini, Ah Young gak ingin baby Hyeok mengalami hal yang sama. Maka dengan sekuat tenaga ia mempertahankan baby Hyeok agar tidak dijual dan diambil oleh makelar bayi yang gak bertanggung jawab itu.
Usaha apa yang dilakukan oleh Ah Young?
Kesan Menonton Film I (2021)
Judulnya yang ambigu “I” dalam bahasa Korea dengan tulisan hangul 아이 (Ai) itu artinya adalah anak. Sedangkan diterjemahkan literally menggunakan bahasa Inggris menjadi I (aku). Rada bingung awalnya. Tapi aku mengasumsikan bahwa maksudnya adalah melalui anak yang diasuhkan, Ah Young seperti melihat cermin dalam kehidupan dirinya.
Ia ingin menyelematkan Baby Hyeok dari kerasnya dunia tanpa asal-usul, bibit bebet lan bobot yang jelas. Ia tidak ingin ada anak-anak lain yang terlantar, merasa kaum yang terbuang dan tidak pernah merasakan kasih sayang orangtua.
Kesan menonton Film I adalah suka banget sama akting Kim Hyang Gi. Aku gak pernah kecewa sama kepolosan dan kesesuaian Hyang Gi saat mengambil peran. Ia anak yang sederhana dan selalu memerankan karakter khas anak-anak (jelang dewasa) seperti di Film Along With The God bareng Ha Jung Woo, Cha Tae Hyun dan Joo Ji Hoon.
Film I aku tonton di VIU karena memang sudah lama aku nantikan juga. Ini film termasuk lama banget dapet subs Indonesianya. Jadi pas uda ada, aku excited buat melihat akting si imut Kim Hyang Gi.
Kelebihan Film I (2021)
Film yang mengangkat tema-tema Single Mother dengan perempuan sebagai center cerita, kisah anak yatim piatu dengan kehidupan yang penuh perjuangan dan social commentary ini cukup membuat penonton tersadar bahwa ada hukum yang tidak bekerja dengan baik di sini.
Kesenjangan sosial, bullying dan isu-isu lainnya semua jadi satu ditumpahkan dalam Film I ini. Sesungguhnya, film ini tidak cukup membuatku menangis, tapi aku sempat sedikit bergetar saat mengetahui dari dampak anak-anak yang tumbuh tanpa kasih sayang orangtua.
Salut sama sutradara dan penulis Film I, Pak Kim Hyun-Tak jagga-nim.
Kekurangan Film I (2021)
Tema besar dan pesan besar memang saling berkaitan dan dikemas seringan mungkin dalam Film I ini. Tapi plot hole terasa sekali saat penulis ingin mengakhiri cerita. Sehingga tidak terlalu banyak ba-bi-bu, kisah ini berakhir dengan win-win solution. Bagus siih… Tapi untuk sekelas film, rasanya kurang greget.
Dan kalau ngobrolin soal ending, Film I memang sedari awal tidak berniat meng-capture potret sesungguhnya kehidupan dunia malam. Jadi kesannya masih setengah-setengah. Kehidupan Ah Young sebagai tokoh utama pun juga digambarkan kurang totalitas.
Lesson Learn Film I (2021)
Saat Ah Young digambarkan sedang belajar di tempat kursus baby sitter, ada banyak ilmu dari studi kasus yang bisa diambil hikmahnya. Seperti “Bagaimana menciptakan bonding dengan anak usia dibawah 3 tahun?” atau “Apa yang sebaiknya dilakukan oleh Ibu bekerja agar bonding tetap terbangun dengan anak?” dan yang paling bagus saat pembahasan “Idealnya, anak dititipkan ke penitipan anak pada usia berapa?”
Bagus banget kalau yang ingin mendalami psikologi anak. Walau ya.. itu, eksekusinya dalam adegan film I terasa kurang mendalam.
Ya,
Ini yang terjadi ketika Ibu baby Hyeok ada di kondisi tidak punya uang dan baby Hyeok membutuhkan biaya pengobatan karena terjatuh dari tempat tidur dan kepalanya terbentur. Selain itu juga Ibu baby Hyeok terlilit hutang dengan si makelar anak, ia dikejar-kejar untuk melunasi hutang atau merelakan baby Hyeok diadopsi orang lain.
Kondisi dimana Ibu Hyeok serasa terhimpit dan tidak punya jalan keluar lagi dalam hidup. Sedih banget sampai ada di titik ia gak kepengen hidup lagi.
Ya, aku setuju banget dengan pendapat Women Support Women. Meski sedikit, dengan menahan lisan, itu sudah sangat membantu sekali. Ketika kita tidak mengetahui bagaimana ia bisa melewati masa-masa sulit itu, jangan biarkan lisan kita mengeluarkan hal yang merendahkan.
Karena setiap pekerjaan itu sulit.
Tidak ada pekerjaan apapun di dunia ini yang mudah. Terlebih tugas menjadi seorang Ibu.
Semoga review dan sinopsis Film I (2021) kali ini bisa menjadi pencerahan bagi para wanita di manapun berada. Bahwa kita sah-sah saja berkata lelah dan tidak harus sempurna dalam mengerjakan sesuatu. Tapi bertanggung jawablah atas amanah yang sudah diberikan.
Key,
sahabat lendyagassi keshayangan… sampai jumpa di review berikutnya yaa..
안녕히 가세요
Annyeonghi gaseyo~
sepertinya menarik juga kalau dibaca dari reviewnya, bisa banget nih jadi list film weekend ini
Boleh banget dah ini film, bagaimana menceritakan sebuah beban seorang ibu, selain sebagai pengatur rumah tangga juga berperan sebagai pendidi dan pengasuh anak. Penasaran dengan detail ceritanya, akan aku cantumkan di daftar pemutar film selanjutnya
Filmnyaa keren nih tentang perempuan bngt aku mau masukin dftar list nonton selanjutnya ah..secara lagi hobi bngt ngdrakor apalagi selama ppkm ini
Memang berat. Tapi kita harus percaya tak ada beban yg diberikan Tuhan tanpa kita dapat menanggungnya
huwaaa kok aku sedih baca review I. Kadang bingung harus pilih kebutuhan yang mana tapi jual anak itu … ah perih memikirkannya. Btw, aku penasaran kenapa tangan Ah Young pakai plester. Dijelaskan di film?
Dramanya bikin banjir air mata? Harus siap mental nih. Btw aku kok tertarik sama sertifikasi psikologi anak ya, seandainya aja di Indonesia juga bisa, pasti lebih banyak hal yg bisa dipelajari dan makin berdaya saing. Soalnya pernah mau ambil sertifikasi play therapy ngga bisa krn bukan lulusan psikolog, hiks
Hmmm..sebagai anak yang terlahir tanpa Orangtua, empati Ah Young tentu besar sekali pada baby Hyeok ya mbak..?
Terus keren banget cara dia merawat bayi. Sampai sedetil itu menulis apa yang dialami si bayi ketika diasuh
Salfok sm babynya gemoy banget. Makasi juga ka rekomendasi filmnya realitanya banyak yg anak tumbuh dgn pengasuh di jaman sktg
Bagus sekali tayangan ini. Dan aku baru tahu kalau mereka juga telaten mengisi jurnal perkembangan bayi ya
Hi mb saam kenal. setelah membaca reviewnya jadi penasran deh sama filmnya. bisa ditontonn dimana mb BTW? sepertinya bisa masu ke list daftar film yang harus dicoba tonton hehehehe
Aku suka dengan kesimpulan yang Lendy buat, dan itu jadi pesan terbaik dari film ini. Aku termasuk yang biasa saja sama film dengan genre single parent begini, jadi ga terlalu antusias buat nonton. Tapi bukan berarti tak suka, karena pasti ada pesan baik yang dititipkan di sana. Seperti “Anak seharusnya diasuh oleh Ibu yang bahagia”, itu tepat sekali. Memang seharusnya begitulah kita sebagai ibu. Setelah baca ulasan di sini, beneran jadi merasa begini: “Oh jadi itu ceritanya. Ok aku dapat poinnya.” Dah gitu aja, tanpa ada keinginan untuk nonton haha.
Hah,.judulnya gitu doang ya? Hehee. Heran ya, padahal banyak teman yg ngaku kena sindrom yg sama tapi kok nggak ada yg mengangkat jadi film. Insan film kita kurang luas cakrawalanya.
Duh.. kayaknya filmnya makjang banget ya? ga mau nonton aah… bisa kebayang2 deh masa-masa kehilangan anak keduaku.
ahh benar banget nih
kadang klo lagi suntuk, rasanya kok anak itu sering jadi penghalang
memang menjadi ibu itu berat ya teh, tapi kita harus kuat
ini film yang sangat recomended, pas buat ditonton para ibu ya, biar tetap semangat menjalani perannya
waah pengen lihat! bagus nih ceritanya.. suka sekali sama cerita2 yang mengangkat hal-hal sensitif di kalangan perempuan. thanks buat reviewnya mbaa.. aku bahkan gatau nih ada film baru ini
aaa aku belum ngalamin niiih, tapi bersyukur banget punya banyak temen blogger yangs ering sharing pengalamannyaa, jadi bisa buat bekel nanti hihi
Wah, di VIU ya? Jadi pengen nonton. Kepengen nonton film yang agak melow sedikit setelah kepala lelah kalau weekend nonton Penthouse, hahaha … Butuh yang sekali tayang selesai juga. Ah ya, namanya juga film.
Ini berarti Ah Young yang punya peran besar ya dalam menyelamatkan si baby?
Jadi ibu memang berat karena di tangannya lah masa depan harapan bangsa jadi tanggung jawabnya berat dan balasannya surga kalau bisa mendidik anak yang sholih dan sholihat….xixixi komennya serius ini mah ya….
Sediiiiiiiiih buangeeeed bacanya, teh Lendyyyy 🙂 Masa anaknya dijual?? Huuuhuhuuu…Iya sih butuh duit, jadi penghibur pasti kurang untuk mencukupi hidupnya sehari2. Ini yang mengasuh anaknya baek juga ya… Terang aja si ibu dikejar2 penjual-beli anak, duh miris deh. Ibunya aja banyak pikiran jadi ga bahagia ya, gimana mau urus anaknya sendiri 🙁
Berasa di kehidupan nyata, Mbak. seru untuk ditonton. Apalagi ada single momnya.
Makanya aku banyak belajar kepada teman-temanku yang sudah menjadi ibu. Supaya nanti pas aku sudh jadi ibu tidak terlalu kaget.
Saya akui, setelah baca review ini, pintar ya pembuat filmnya meramu cerita tapi dengan konflik yang ada, jujur kayak takut nontonnya hihi. Cuma kata Mbak Lendy, berakhir win win solution yah .. jadiu … hm, bolehlah karena ada harapan di akhirnya.
keren ya di Korea itu, sedetail itu laporan perkembangan anaknya dicatat bahkan per jam yaa, jadi ortu bisa dengan mudah tracking tumbuh kembang anak ya, apalagi jika diasuh oleh pengasuh seperti kisah Baby Hyeok ini ya.
selalu salut dengan kisah-kisah tentang perjuangan seorang Ibu, apalagi yang single Mom gitu, pasti gak mudah menjalaninya sendiri.
mau nonton jugaa ah di VIU.
Btw mom, untuk drama I ini ditayangkan di mana ya? Tadi aku cari2 belum ketemu,hehe… Apa mungkin di aplikasiku belum update ya…
jadi potret Ibu dan suka – duka menjadi perempuan dengan segala dinamikanya yang dipotret di film ini yaa mba. Se-lame apa pun film or seri yang kita tonton, biasanaya selalu ada pesan penting yang disampaikan yaa mba
Sebagai penyintas PPD sepertinya aku harus coba nonton ini ya 🙂 Ini pakai Viu aja bisa kah Mba Lendy?
Duh cerita film I ini mengharu biru tapi seru. Tentunya bisa tau gimana kehidupan para wanita juga ibu sebagai single parent di korsel. Jadi pengen nonton juga euy..
Mbak.. Akhirnya aku nonton film ini dan mewek di beberapa adegan. Ternyata hidup jadi anak panti di Korea itu ga mudah. Paling syok pas temennya mati dan ga bisa dikubur kan itu. Hiks sedih banget. Kyny di Indonesia ga gitu2 amat.
ya ampun kirain tuh yg jd single mother si Kim Hyang Gi! sempat nggak nyangka tadi, ternyata yg asuh yaa..
sepertinya lumayan untuk isi waktu luang ya mbak, cuma sebagai film ringan gitu.
tp akhirnya ada ya sudut pandang dr single mother di Korea
Aku baca mbak snail bilang, terlibat dengan penjual beli anak secara ilegal. Emang jual beli anak ada yg legal? Wkwkwk.. atau memang ada ya di korea sana yg legal? Tell me donk… serius nanya ini. Aku ikut terharu deh sama perjuangan pengasuh ini
Eh, maksudnya bukan jual beli legal.
Tapi kalau legal, jalurnya ke adopsi.
Hehhee…. ^^
Kisahnya juga nggak asing sama di Indonesia ya, perjuangan single mother luar biasa sekali.
Tapi kayaknya sedih ya mbaaa.. walopun endingnya win win solution. Film ttg anak gini biasanya bikin aku mellow sih. Kdg lebih suka baca sinobsisnya aja kayak gini, drpd nonton langsung. Review-nya bagus, jadi kebayang filmnya seperti apa :D.
Baca reviewnya aja uda seru mbak hehe ayok semangat buibu hebat kita mampu melewati semua masa2 apapun itu dengan kuat
Aku juga baru nonton nih, dan memang filmnya bagus mengangkat isu sosial tentang single mom di Korsel walau memang penyelesaian kurang greget, kesannya terlalu mudah ya. Tapi aku suka sih jalan ceritanya apalagi akting Hyang Gi memang selalu apik ya aku juga suka akting dia di Innocent Witness, rising star banget dia..
Setiap mba Lendy review film, bagian “moral story” yang paling aku tunggu!
Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari sana dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Apalagi bagian ini:
“… anak seharusnya diasuh oleh Ibu yang Bahagia!”
Setuju pakai banget!
Mustahil Ibu yang tidak bahagia bisa mengasuh buah hati dengan baik.
Jadi, Ibu, kita kudu bahagia dulu ya…
Yuk cari tahu apa yang membuat hidup Ibu bahagia.
Yang pasti setiap Ibu berbeda definisi bahagianya, aku percaya itu!
Tapi bisa jadi juga sama.
Cari tahu sendiri saja ya!
Jalan ceritanya sedih banget menurutku sampe mewek membayangkan diriku sendiri (kebawa suasana) kerasnya hidup single mother memang tidak mudah, dan untuk para single mother yang ada diluar sana tetap bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Baca reviewnya aja udah kelihatan kalo bagus film ini, jadi penasaran pengen nonton. Mbak ada link filmnya gak? Tapi yg ada subtitle Indonesia nya.
Judul filmnya singkat amat ya, I. Bagus jalan ceritanya ya, sepertinya di Indonesia bnyk jg kasus seperti cerita di film itu.
Jadi kangen sama Almarhum Mamah, memang pekerjaan terberat itu menjadi seorang Ibu, apalagi kalau sudah dihadapkan dengan konflik dengan internal keluarga sama anak dan suami dan pekerjaan pasti bakalan susah banget ya
Jadi seorang ibu apalagi sebagai single parent pastinya sangat berat. Cerita-cerita dengan tema parenting ini kalau diramu dengan teliti dan disertai hati, pasti bisa mengharu biru penontonnya.
memang jadi ibu tidaklah mudah,, suka banget sama kim hyang gi ini, aktingnya super keren, ga pernah mengecewakan, bakal jadi wishlist film korea nih
Setuju. Pekerjaan terberat di dunia ini adalah menjadi ibu. Tidak ada pembelajaran yang benar-benar ideal. Seketika menjabat sebagai ibu dan mengenal anak tercinta baik di kala sedih, senang, ragu, khawatir. Apapun itu. Tidak ada ibu yang benar-benar sempurna. Tapi setiap ibu pasti memiliki perjuangan dan tanggung jawab atas jabatannya.
Aah suka banget dengan pesan penutupnya. Kita sah sah saja bilang lelah dan tak sempurna mengerjakan sesuatu tapi tetap harus bertanggung jawab dengan amanah yang diemban. Noted banget nih . Thanks juga buat ulasannya jadi punya satu lagi referensi film Korea buat ditonton di Viu
film rilis 2021 ya ternyata, penasaran =. suka dengan film-film yang mengangkat tentang seorang wanita, apalagi perannya seorang ibu, penasaran jadi pengen nonton